Sabtu, 25 April 2020

KEGIATAN PENDUKUNG DAN PEMANFAATAN TEKNIK INFORMASI MANAGEMEN BK



KEGIATAN PENDUKUNG DAN PEMANFAATAN TEKNIK INFORMASI MANAGEMEN BK
diajukan untuk memenuhi tugas Managemen Bk
Disusun

O
L
E
H

RADITA UTAMI PUTRI


Dosen Pengampu:
Nurhafiza, M.Pd



FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
JURUSAN BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATRA UTARA

TAHUN AKADEMIK 2020/2021











1. Kegiatan Pendukung BK

Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling adalah usaha untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang diri peserta didik (klien) dan  keterangan tentang lingkungannya, baik itu di lingkungan keluarga, sekolah, ataupun dilingkungan sekitarnya.
Kegiatan ini dimaksudkan agar para pembimbing dan dosen lebih mudah memahami potensi dan kekuatan, serta masalah yang dihadapi klien. dengan kegiatan pendukung ini diharapkan akan terkumpul data-data yang akurat yang dihadapi oleh seorang klien.  Macam – Macam Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling yaitu

A. Aplikasi Instrumen
Aplikasi Instrumentasi adalah  upaya pegungkapan melalui pengukuran dengan memakai alat ukur atau instrument tertentu. Hasil aplikasi ditafsirkan, disikapi dan digunakan untuk memberikan perlakuan terhadap klien dalam  bentuk layanan konseling. Aplikasi instrumentasi digunakan dan mendukung penyelenggaraan jenis-jenis layanan dan kegiatan pendukung  mulai dari perencanaan program, penetapan inidividu, menetapkan materi layanan, sebagai  bahan evaluasi dan pengembangan program. Yang perlu diperhatikan dalam aplikasi instrumentasi ini adalah: a). Materi yang hendak diungkapkan, b). bentuk instrument yang hendak digunakan. Dan juga dibantu dengan responden yang bertugas untuk  mengerjakan instrument baik tes maupun non-tes melalui pengadministrasi yang diselenggarakan oleh Konselor. Konselor sebagai pengguna hasil instrument  digunakan dalam melaksanakan layanan konseling. Untuk tes psikologis Konselor dapat  bekerjasama dengan psikolog (kolaborasi professional). Aplikasi instrumentasi digunakan dan mendukung penyelenggaraan jenis-jenis layanan dan kegiatan pendukung  mulai dari perencanaan program, penetapan inidividu, menetapkan materi layanan, sebagai  bahan evaluasi dan pengembangan program. 

B. Himpunan Data
Himpunan data adalah kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan data diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup. Kegiaran ini memiliki fungsi pemahaman. Konselor sebagai penyelenggara Himpunan data memiliki fungsi:  Menghimpun data, mengembangkan data dan menggunakan data.

C. Konfrensi Kasus
Konferensi kasus adalah kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan klien. Pertemuan konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup. Tujuan konferensi kasus adalah untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari pihak yang terkait dan memiliki pengaruh kuat terhadap klien dalam rangka pengentasan permasalahan klien. Kegiatan konferensi kasus memiliki fungsi pemahaman dan pengentasan serta tidak menyinggung klien.

D. Kunjungan Rumah 
Kunjungan rumah merupakan kegiatan untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik melalui kunjungan rumah klien. Kerja sama dengan orang tua sangat diperlukan, dengan tujuan untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari pihak orang tua/keluarga untuk mengentaskan permasalahan klien. Kegiatan kunjungan rumah memiliki fungsi pemahaman dan pengentasan. Dalam hal ini Kasus Diidentifikasi terlebih dahulu dan dianalisis perlu tidak diadakannya Kunjungan Rumah sebagai tindak lanjut dari penanganan kasus tersebut. KR menjangkau lapangan permasalahan klien  yang  menjangkau kehidupan keluarga dan terlaksanakan yaitu menghubungi  pihak-pihak terkait dengan keluarga. Materi yang perlu diperhatikan dihadapan orang tua tidak boleh melanggar asas kerahasiaan klien, dan intinya semata-mata  untuk memperdalam masalah klien, serta tidak merugikan klien. Peran klien sendiri sangat penting dalam kegiatan ini, yaitu klien menyetujui Kunjungan Rumah yang akan dilakukan konselor dan  mempertimbangkan perlu tidaknya ia terlibat saat kunjungan rumah.

E. Alih Tangan Kasus
Alih tangan kasus merupakan kegiatan untuk untuk memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dialami klien dengan memindahkan penanganan kasus ke pihak lain yang lebih kompeten, seperti kepada guru mata pelajaran atau konselor, dokter serta ahli lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dihadapinya melalui pihak yang lebih kompeten. Fungsi kegiatan ini adalah pengentasan.
Sebelum di-ATK-kan maka Konselor hendaknya memperhatikan keadaan kenormalan klien dan subtansi masalah klien. Yang harus dipertimbangkan dalam Alih tangan kasus ini adalah karena masalah yang  ada  bukan lagi wewenang Konselor. Konselor  melakukan kontak awal dengan ahli lain, melalui cara yang  cepat dan tepat. Jika ditanggapi positif oleh ahli lain yang dihubungi, maka klien  bertemu dengan ahli lain tersebut dengan membawa surat pengantar jika diperlukan.

2. Penggunaan Teknologi Informasi BK
Pada umumnya bimbingan dan konseling dengan memanfaakan TI memiliki tujuan umum bimbingan dan konseling yaitu membantu siswa/ 3 Prayitno, dkk, 2004, Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Depdiknas 6 peserta didik memperoleh kehidupan yang membahagiakan serta berkembangnya potensi secara optima melalui layanan bimbingan dan Konseling. Namun, secara lebih spesifik bimbingan dan konseling mmemiliki tujuan sebagai berikut: 
 a. Untuk mempermudah konselor dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik. Kemudahan akses dan penyimpanan serta pengolahan data yang didapat melalui penggunaan TI menjadi alasan utama mudahnya konselor dalam memberikan layanan bagi peserta didik.
b. Memberikan alat bantu baik bagi siswa maupun konselor dalam upaya melakukan investigasi tentang minat, bakat, serta pilihan – pilihan karir, statistik pekerjaan dan pendidikan yang dibutuhkan untuk memperoleh capaian karir tertentu serta mengintai kesempatan yang bisa didapat.
c. Membantu siswa dalam mencapai kesadaran diri, melakukan eksplorasi diri, memecahkan masalah – masalah pribadi serta sosial dan mengembangkan keterampilan dalam mengambil keputusan dalam setiap masalah yang dihadapi.
d. Untuk meningkatkan minat atau daya tarik siswa terhadap pelayanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan oleh konselor. Melalui perangkat multimedia yang disajikan oleh konselor siswa akan tertarik untuk memahami materi layanan yang tentunya penting bagi perkembangannya dalam menjalani kehidupan secara mandiri.
 e. Mempermudah akses siswa dalam memperoleh layanan bimbingan dan konsleling serta berbagai macam sumber informasi yang penting bagi pengenbangan diri siswa.

3. Fungsi dan Manfaat Informasi dalam Bk
Seperti kita ketahui bahwa saat ini bimbingan konseling belum dikatakan materi, sehingga tidak semua sekolah di Indonesia memberikan jam yang cukup untuk materi bimbingan konseing ini, karena berbagai alasan. Oleh karena itu peranan teknologi informasi bisa menjawab kekurangan waktu tersebut. Aplikasi teknologi informasi dalam bimbingan konseling adalah memberikan informasi kepada klien tentang apa yang dibutuhkannya. Selain itu, sarana yang diberikan oleh teknologi informasi itu sendiri,  memungkinkan antar pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok lainnya dapat bertukar pikiran. Teknologi informasi pun dapat meningkatkan kinerja dan memungnkinkan berbagai kegiatan untuk dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas kerja konselor itu sendiri.
Adapun fungsi khusus keberadaan teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling diantaranya adalah sebagai berikut, yaitu:
1. Mempermudah konselor dalam menyusun, mencari dan juga mengolah data. 
2. Menjaga kerahasiaan suatu data, karena dengan teknologi memungkinkan untuk menguncinya dan tidak sembarang orang dapat mengaksesnya
3. Membantu individu maupun kelompok untuk dapat berkomunikasi dengan lebih mudah dan relatif murah dalam pelaksanaan konseling.
4.Memberikan kesempatan kepada individu untuk berkomunikasi lebih baik dengan menggunakan informasi yang mereka terima tanpa perlu bertemu secara fisik (cyber counseling).
5. Menjadikan teknologi informasi sebagai alat dalam suatu program kegiatan, sehingga kegiatan tersebut lebih teratur dan terstruktur.

4. Urgensi Teknologi Informasi dalam Bk
 Salah satu penerapan teknologi informasi dalam BK diantaranya pada penyelenggaraan dukungan sistem. Dukungan sistem dapat berupa sarana-prasarana, sistem pendidikan, sistem pengajaran, visi-misi sekolah dan lain sebagainya. Berbicara sarana-prasarana, memasuki dunia globalisasi dengan pesatnya teknologi dan luasnya informasi menuntut dunia konseling untuk menyesuaikan dengan lingkungannya agar memenuhi kebutuhan masyarakat luas.
Perkembangan Teknologi informasi sejatinya mempengaruhi perkembangan bimbingan dan konseling juga. Hal ini bersifat mutlak,karena apabila bimbingan dan konseling tidak bias mengikuti perkembangan teknologi informasi,maka pelayanan bimbingan dan konseling akan tertinggal dan tidak bias mengikuti perkembangan jaman. Sedangkan dalam hal ini,bimbingan dan konseling dituntut untuk bias mengimbangi dinamika kehidupan individu yang terus berkembang.
Urgensi teknologi informasi dalam bimbingan konseling menuntut konselor untuk dapat menguasai teknologi agar dapat memudahkan dalam pemberian pelayanan konseling kepada kliennya. Memanfaatkan TI bagi seorang guru sudah semakin urgen tampaknya, dan khusus bagi kita guru BK, banyak sekali kreasi yang dapat dibuat dalam melayani konseli.

5. Latar Belakang Teknologi Informasi Bk
Dalam era gelobalisasi seperti saat ini teknologi informasi adalah suatu hal yang sangat penting dipelajari dan harus dikuasi dengan baik oleh setiap orang. Konselor yang bertugas sebagai pelaksana bimbingan dan konseling, harus memenuhi standar utama yaitu memiliki kemampuan atau kualitas pribadi yang sifatnya profesional demi tercapainya keberhasilan melakukan layanan bimbingan dan konseling. Ketika klien berharap atau menuntut kenyamanan dalam proses layanan, maka konselor seyogyanya memikirkan dan menciptakan cara-cara, strategi, maupun metode baru dalam pelayanan konseling sehingga sifatnya inovatif. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pribadi konselor dalam aspek penguasaan teknologi, pengembangan pemikiran yang inovatif, serta menghilangkan image negatif di lapangan, yang mengatakan konselor sebagai polisi sekolah maupun kinerja konselor sama dengan guru mata pelajaran.
Sementara itu, kehadiran teknologi informasi dalam konteks bimbingan konseling dapat dijadikan sebagai media baru new media) untuk membantu individu mengarahkan diri dan menyelesaikan masalah dalam hidup. Bimbingan dan konseling merupakan ilmu yang bersifat “multireferensial”. Sejalan dengan perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi berbasis komputer, sejak tahun 1980-an peranan komputer telah banyak dikembangkan dalam bimbingan dan konseling. Menurut Gausel (Prayitno, 2003) bidang yang telah banyak memanfaatkan jasa komputer ialah bimbingan karier dan bimbingan dan konseling pendidikan
6.  Dasar Pertimbangan Penggunaan TI BK
Penggunaan teknologi informasi khususnya komputer kini sudah menjadi mata pelajaran wajib di sekolah-sekolah, mulai sekolah dasar hingga ke sekolah lanjutan atas dan sekolah kejuruan. Namun demikian yang paling besar pengaruhnya adalah di Perguruan Tinggi, di mana hampir semua perguruan tinggi di Indonesia sudah memanfaatkan teknologi ini dalam perkuliahannya, baik melalui tatap muka maupun secara online. Sebagai contoh seorang dosen dalam menyampaikan materinya tidak hanya mengandalkan media konvensional saja, melainkan sudah menggunakan unsur teknologi di dalamnya. Biasanya seorang dosen atau guru di PT tertentu dalam menyampaikan materi kuliah ditampilkan dalam bentuk slide presentasi dengan bantuan komputer. Dengan teknologi ini mahasiswa atau siswa bisa mengikuti mata kuliah dengan baik, karena materi yang disampaikan selain mengandung materi yang berbobot juga mengandung unsur multimedia yang bisa menghibur. Di mana dengan bantuan komputer yang dihubungkan dengan multimedia projector seorang dosen tidak perlu menekan tombol keyboard atau papan ketik melainkan cukup menekan remote control yang dipegangnya.


DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, Deni, 2012, Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi, PT Remaja Rosdakrya: Bandung
https;//delianimariam,wordpres.com diakses pada 15 april 20
Prayetno,2004, Pedoman Khusus Bk Jakarta: Depdiknas

1 komentar: