KEGIATAN
PENDUKUNG DAN PEMANFAATAN TEKNIK INFORMASI MANAGEMEN BK
diajukan untuk memenuhi
tugas Managemen Bk
Disusun
O
L
E
H
RADITA UTAMI PUTRI
Dosen Pengampu:
Nurhafiza, M.Pd
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
JURUSAN BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATRA UTARA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
1. Kegiatan Pendukung BK
Kegiatan
pendukung bimbingan dan konseling adalah usaha untuk mengumpulkan data dan
keterangan tentang diri peserta didik (klien) dan keterangan tentang
lingkungannya, baik itu di lingkungan keluarga, sekolah, ataupun dilingkungan
sekitarnya.
Kegiatan
ini dimaksudkan agar para pembimbing dan dosen lebih mudah memahami potensi dan
kekuatan, serta masalah yang dihadapi klien. dengan kegiatan pendukung ini
diharapkan akan terkumpul data-data yang akurat yang dihadapi oleh seorang
klien. Macam – Macam
Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling yaitu
A. Aplikasi Instrumen
Aplikasi
Instrumentasi adalah upaya pegungkapan melalui pengukuran dengan memakai
alat ukur atau instrument tertentu. Hasil aplikasi ditafsirkan, disikapi dan
digunakan untuk memberikan perlakuan terhadap klien dalam bentuk layanan
konseling. Aplikasi instrumentasi digunakan dan mendukung penyelenggaraan
jenis-jenis layanan dan kegiatan pendukung mulai dari perencanaan
program, penetapan inidividu, menetapkan materi layanan, sebagai bahan
evaluasi dan pengembangan program. Yang perlu diperhatikan dalam aplikasi
instrumentasi ini adalah: a). Materi yang hendak diungkapkan, b). bentuk
instrument yang hendak digunakan. Dan juga dibantu dengan responden yang
bertugas untuk mengerjakan instrument baik tes maupun non-tes melalui
pengadministrasi yang diselenggarakan oleh Konselor. Konselor sebagai pengguna
hasil instrument digunakan dalam melaksanakan layanan konseling. Untuk
tes psikologis Konselor dapat bekerjasama dengan psikolog (kolaborasi
professional). Aplikasi instrumentasi digunakan dan mendukung penyelenggaraan
jenis-jenis layanan dan kegiatan pendukung mulai dari perencanaan
program, penetapan inidividu, menetapkan materi layanan, sebagai bahan
evaluasi dan pengembangan program.
B. Himpunan Data
Himpunan
data adalah kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan
dengan keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan data diselenggarakan
secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup.
Kegiaran ini memiliki fungsi pemahaman. Konselor sebagai penyelenggara Himpunan
data memiliki fungsi: Menghimpun data, mengembangkan data dan menggunakan
data.
C. Konfrensi Kasus
Konferensi
kasus adalah kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam suatu
pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan,
kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan klien. Pertemuan
konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup. Tujuan konferensi kasus adalah
untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari pihak yang terkait dan
memiliki pengaruh kuat terhadap klien dalam rangka pengentasan permasalahan
klien. Kegiatan konferensi kasus memiliki fungsi pemahaman dan
pengentasan serta tidak menyinggung klien.
D. Kunjungan Rumah
Kunjungan
rumah merupakan kegiatan untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan
komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik melalui kunjungan rumah
klien. Kerja sama dengan orang tua sangat diperlukan, dengan tujuan untuk
memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari pihak orang tua/keluarga
untuk mengentaskan permasalahan klien. Kegiatan kunjungan rumah memiliki fungsi
pemahaman dan pengentasan. Dalam hal ini Kasus Diidentifikasi terlebih dahulu
dan dianalisis perlu tidak diadakannya Kunjungan Rumah sebagai tindak lanjut
dari penanganan kasus tersebut. KR menjangkau lapangan permasalahan klien
yang menjangkau kehidupan keluarga dan terlaksanakan yaitu
menghubungi pihak-pihak terkait dengan keluarga. Materi yang perlu
diperhatikan dihadapan orang tua tidak boleh melanggar asas kerahasiaan klien,
dan intinya semata-mata untuk memperdalam masalah klien, serta tidak
merugikan klien. Peran klien sendiri sangat penting dalam kegiatan ini, yaitu
klien menyetujui Kunjungan Rumah yang akan dilakukan konselor dan
mempertimbangkan perlu tidaknya ia terlibat saat kunjungan rumah.
E. Alih Tangan Kasus
Alih
tangan kasus merupakan kegiatan untuk untuk memperoleh penanganan yang lebih
tepat dan tuntas atas permasalahan yang dialami klien dengan memindahkan
penanganan kasus ke pihak lain yang lebih kompeten, seperti kepada guru mata
pelajaran atau konselor, dokter serta ahli lainnya, dengan tujuan agar peserta
didik dapat memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan
yang dihadapinya melalui pihak yang lebih kompeten. Fungsi kegiatan ini adalah
pengentasan.
Sebelum di-ATK-kan maka Konselor hendaknya memperhatikan
keadaan kenormalan klien dan subtansi masalah klien. Yang harus dipertimbangkan
dalam Alih tangan kasus ini adalah karena masalah yang ada bukan
lagi wewenang Konselor. Konselor melakukan kontak
awal dengan ahli lain, melalui cara yang cepat dan tepat. Jika ditanggapi
positif oleh ahli lain yang dihubungi, maka klien bertemu dengan ahli
lain tersebut dengan membawa surat pengantar jika diperlukan.
2. Penggunaan Teknologi Informasi BK
Pada
umumnya bimbingan dan konseling dengan memanfaakan TI memiliki tujuan umum
bimbingan dan konseling yaitu membantu siswa/ 3 Prayitno, dkk, 2004, Pedoman
Khusus Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Depdiknas 6 peserta didik memperoleh
kehidupan yang membahagiakan serta berkembangnya potensi secara optima melalui
layanan bimbingan dan Konseling. Namun, secara lebih spesifik bimbingan dan
konseling mmemiliki tujuan sebagai berikut:
a. Untuk mempermudah konselor dalam memberikan
layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik. Kemudahan akses dan
penyimpanan serta pengolahan data yang didapat melalui penggunaan TI menjadi
alasan utama mudahnya konselor dalam memberikan layanan bagi peserta didik.
b.
Memberikan alat bantu baik bagi siswa maupun konselor dalam upaya melakukan
investigasi tentang minat, bakat, serta pilihan – pilihan karir, statistik
pekerjaan dan pendidikan yang dibutuhkan untuk memperoleh capaian karir
tertentu serta mengintai kesempatan yang bisa didapat.
c.
Membantu siswa dalam mencapai kesadaran diri, melakukan eksplorasi diri,
memecahkan masalah – masalah pribadi serta sosial dan mengembangkan
keterampilan dalam mengambil keputusan dalam setiap masalah yang dihadapi.
d.
Untuk meningkatkan minat atau daya tarik siswa terhadap pelayanan bimbingan dan
konseling yang diselenggarakan oleh konselor. Melalui perangkat multimedia yang
disajikan oleh konselor siswa akan tertarik untuk memahami materi layanan yang
tentunya penting bagi perkembangannya dalam menjalani kehidupan secara mandiri.
e. Mempermudah akses siswa dalam memperoleh
layanan bimbingan dan konsleling serta berbagai macam sumber informasi yang
penting bagi pengenbangan diri siswa.
3. Fungsi dan Manfaat Informasi dalam Bk
Seperti
kita ketahui bahwa saat ini bimbingan konseling belum dikatakan materi,
sehingga tidak semua sekolah di Indonesia memberikan jam yang cukup untuk
materi bimbingan konseing ini, karena berbagai alasan. Oleh karena itu peranan
teknologi informasi bisa menjawab kekurangan waktu tersebut. Aplikasi teknologi
informasi dalam bimbingan konseling adalah memberikan informasi kepada klien
tentang apa yang dibutuhkannya. Selain itu, sarana yang diberikan oleh
teknologi informasi itu sendiri, memungkinkan antar pribadi atau kelompok
yang satu dengan pribadi atau kelompok lainnya dapat bertukar pikiran.
Teknologi informasi pun dapat meningkatkan kinerja dan memungnkinkan berbagai
kegiatan untuk dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga pada
akhirnya akan meningkatkan produktivitas kerja konselor itu sendiri.
Adapun
fungsi khusus keberadaan teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling
diantaranya adalah sebagai berikut, yaitu:
1. Mempermudah konselor dalam menyusun, mencari dan juga mengolah data.
2. Menjaga kerahasiaan suatu data, karena dengan teknologi memungkinkan untuk menguncinya dan tidak sembarang orang dapat mengaksesnya
3. Membantu individu maupun kelompok untuk dapat berkomunikasi dengan lebih mudah dan relatif murah dalam pelaksanaan konseling.
4.Memberikan kesempatan kepada individu untuk berkomunikasi lebih baik dengan menggunakan informasi yang mereka terima tanpa perlu bertemu secara fisik (cyber counseling).
1. Mempermudah konselor dalam menyusun, mencari dan juga mengolah data.
2. Menjaga kerahasiaan suatu data, karena dengan teknologi memungkinkan untuk menguncinya dan tidak sembarang orang dapat mengaksesnya
3. Membantu individu maupun kelompok untuk dapat berkomunikasi dengan lebih mudah dan relatif murah dalam pelaksanaan konseling.
4.Memberikan kesempatan kepada individu untuk berkomunikasi lebih baik dengan menggunakan informasi yang mereka terima tanpa perlu bertemu secara fisik (cyber counseling).
5. Menjadikan
teknologi informasi sebagai alat dalam suatu program kegiatan, sehingga
kegiatan tersebut lebih teratur dan terstruktur.
4. Urgensi Teknologi Informasi dalam Bk
Salah
satu penerapan teknologi informasi dalam BK diantaranya pada penyelenggaraan dukungan
sistem. Dukungan sistem dapat berupa sarana-prasarana, sistem pendidikan,
sistem pengajaran, visi-misi sekolah dan lain sebagainya. Berbicara
sarana-prasarana, memasuki dunia globalisasi dengan pesatnya teknologi dan
luasnya informasi menuntut dunia konseling untuk menyesuaikan dengan
lingkungannya agar memenuhi kebutuhan masyarakat luas.
Perkembangan
Teknologi informasi sejatinya mempengaruhi perkembangan bimbingan dan konseling
juga. Hal ini bersifat mutlak,karena apabila bimbingan dan konseling tidak bias
mengikuti perkembangan teknologi informasi,maka pelayanan bimbingan dan
konseling akan tertinggal dan tidak bias mengikuti perkembangan jaman.
Sedangkan dalam hal ini,bimbingan dan konseling dituntut untuk bias mengimbangi
dinamika kehidupan individu yang terus berkembang.
Urgensi
teknologi informasi dalam bimbingan konseling menuntut konselor untuk dapat
menguasai teknologi agar dapat memudahkan dalam pemberian pelayanan konseling
kepada kliennya. Memanfaatkan TI bagi seorang guru sudah semakin urgen
tampaknya, dan khusus bagi kita guru BK, banyak sekali kreasi yang dapat dibuat
dalam melayani konseli.
5. Latar Belakang Teknologi Informasi Bk
Dalam
era gelobalisasi seperti saat ini teknologi informasi adalah suatu hal yang
sangat penting dipelajari dan harus dikuasi dengan baik oleh setiap orang.
Konselor yang bertugas sebagai pelaksana bimbingan dan konseling, harus
memenuhi standar utama yaitu memiliki kemampuan atau kualitas pribadi yang
sifatnya profesional demi tercapainya keberhasilan melakukan layanan bimbingan
dan konseling. Ketika klien berharap atau menuntut kenyamanan dalam proses
layanan, maka konselor seyogyanya memikirkan dan menciptakan cara-cara,
strategi, maupun metode baru dalam pelayanan konseling sehingga sifatnya
inovatif. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pribadi konselor dalam
aspek penguasaan teknologi, pengembangan pemikiran yang inovatif, serta
menghilangkan image negatif di lapangan, yang mengatakan konselor sebagai
polisi sekolah maupun kinerja konselor sama dengan guru mata pelajaran.
Sementara itu,
kehadiran teknologi informasi dalam konteks bimbingan konseling dapat dijadikan
sebagai media baru new media) untuk membantu individu mengarahkan diri
dan menyelesaikan masalah dalam hidup. Bimbingan dan konseling merupakan ilmu
yang bersifat “multireferensial”. Sejalan dengan perkembangan teknologi,
khususnya teknologi informasi berbasis komputer, sejak tahun 1980-an peranan
komputer telah banyak dikembangkan dalam bimbingan dan konseling. Menurut
Gausel (Prayitno, 2003) bidang yang telah banyak memanfaatkan jasa komputer
ialah bimbingan karier dan bimbingan dan konseling pendidikan
6. Dasar Pertimbangan
Penggunaan TI BK
Penggunaan
teknologi informasi khususnya komputer kini sudah menjadi mata pelajaran wajib
di sekolah-sekolah, mulai sekolah dasar hingga ke sekolah lanjutan atas dan
sekolah kejuruan. Namun demikian yang paling besar pengaruhnya adalah di
Perguruan Tinggi, di mana hampir semua perguruan tinggi di Indonesia sudah
memanfaatkan teknologi ini dalam perkuliahannya, baik melalui tatap muka maupun
secara online. Sebagai contoh seorang dosen dalam menyampaikan materinya tidak
hanya mengandalkan media konvensional saja, melainkan sudah menggunakan unsur
teknologi di dalamnya. Biasanya seorang dosen atau guru di PT tertentu dalam menyampaikan
materi kuliah ditampilkan dalam bentuk slide presentasi dengan bantuan
komputer. Dengan teknologi ini mahasiswa atau siswa bisa mengikuti mata kuliah
dengan baik, karena materi yang disampaikan selain mengandung materi yang
berbobot juga mengandung unsur multimedia yang bisa menghibur. Di mana dengan
bantuan komputer yang dihubungkan dengan multimedia projector seorang dosen
tidak perlu menekan tombol keyboard atau papan ketik melainkan cukup menekan
remote control yang dipegangnya.
DAFTAR PUSTAKA
Darmawan,
Deni, 2012, Pendidikan Teknologi
Informasi dan Komunikasi, PT Remaja Rosdakrya: Bandung
https;//delianimariam,wordpres.com
diakses pada 15 april 20
Prayetno,2004,
Pedoman Khusus Bk Jakarta: Depdiknas
Good job! hope it's usefull
BalasHapus